![]() |
Rektor UNISNU Jepara, Dr. Sa'dullah Assaidi memberikan sambutan saat pembukaan Seminar. |
Laporan hasil kajian ini terpublikasi dalam Seminar Hasil Penelitian
“Model Peningkatan Daya Saing Lulusan SMK Berbasis Keunggulan Lokal Kabupaten
Jepara”, yang diselenggarakan di Bappeda Kabupaten jepara selasa (4/10) pagi.
Dari data yang ada di Kantor Dikpora Kabupaten Jepara, diketahui rasio
peserta didik SMA dan SMK adalah sebesar 36,5 persen berbanding 63,5 persen.
“Namun demikian, problem permasalahan yang ada adalah belum terserapnya secara
maksimal hasil lulusan dari SMK tersebut. “ Ungkap Nusrotus Saidah Tim Peneliti
dari UNISNU Jepara
Perlu Kebijakan Peningkatan Mutu
Dalam paparan yang juga dihadiri Kepala Pusat Penelitian Kebijakan
(Puslitjak) Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ir. Hendarman,
MSc. ini mengungkapkan bahwa kompetensi lulusan dari SMK yang bergerak di
bidang pariwisata masih belum dapat memenuhi standar kebutuhan tenaga kerja
kepariwisataan. Oleh karenanya, dibutuhkan sebuah kebijakan yang dapat
meningkatkan mutu dan kualitas lulusan SMK Pariwisata agar memiliki daya saing
di dunia kerja.
Salah satu peserta seminar dari Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI) Jepara, Sigit, menanggapi hasil penelitian ini bahwa kendala
lulusan SMK Pariwisata di Jepara masih kurang menguasai bahasa Inggris. Hal ini
dilihat dari lulusan SMK Pariwisata yang magang di dunia usaha.
![]() |
Ketua PHRI Jepara Sigit menanggapi hasil penelitian yang disampaikan. |
PHRI juga memberikan himbauan kepada SMK Al Hidayah Langon Tahunan
Jepara, selaku pelaksana pendidikan kejuruan bidang kepariwisataan, agar dapat
menambah jurusan yang lebih banyak dan sesuai dengan kepariwisataan. “Saya
harap, SMK bisa membuka kejuruan yang sesuai dengan pariwisata. Kami siap
bekerja sama dengan pihak SMK untuk memberikan materi pembelajaran di sekolah.
Kami juga siap menampung lulusan SMK Pariwisata, selama memang mempunyai
kompetensi yang mumpuni” ungkap Sigit.
Kepala Puslitjak Balitbang Kemendikbud, Hendarman menyampaikan, bahwa
hasil penelitian ini dinilai masih belum bisa diopeasionalkan oleh para
pemangku kebijakan dalam dunia pendidikan, juga pelaku usaha yang berkaitan
dengan dunia pariwisata.
Dalam penelitian kebijakan, data penelitian haruslah jelas, tidak
menggunakan data yang asal ambil data saja. Dalam penelitian kebijakan,
diharapkan ada indikator yang jelas yang akan menjadi pijakan dalam mengambil
kebijakan pengembangan pendidikan kejuruan yang akan dijadikan modelnya.
Hendarman menambahkan, untuk rekomendasi yang disampaikan, mestinya
harus sudah operasional. “Para stakeholder ini mintanya itu hasil penelitian
yang sudah bisa dilaksanakan secara praktis. Sehingga dapat langsung menjadi
kebijakan publik” ungkapnya.
Sementara itu, secara terpisah, Ketua Tim Peneliti dalam Kajian ini,
yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNISNU
Jepara Purwo Adi Wibowo mengatakan, bahwa kegiatan seminar ini dimaksudkan
untuk mempublikasikan hasil penelitian yang dilakukan ini dapat diketahui
masyarakat secara luas. “Dengan seminar ini, diharapkan dapat diketahui hasil
penelitannya dan dapat menjadi referensi bagi pelaku pendidikan kejuruan dan
pelaku usaha” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment