Liputan6.com - Setelah beberapa waktu sempat ada
penelitian tentang manfaat ganja bagi penderita radang sendi (Artritis
reumatoid), kini peneliti lain bersikeras menganggap bahwa ganja sama
sekali tidak memiliki manfaat kesehatan.
Seperti dikutip laman Everydayhealth, Jumat
(7/3/2014) sejumlah ahli kini menyatakan tidak menyarankan penggunaan
ganja bagi penderita nyeri artritis karena penelitian sebelumnya kurang
terbukti kuat.
Seperti disimpulkan oleh penulis studi Mary-Ann Fitzcharles, MD dan
rekan, dalamkajian studi pengobatan ganja yang diterbitkan dalam Arthritis Care & Research. Peneliti
juga menyebutkan tentang manfaat ganja yang belum bisa dibenarkan
secara medis karena kurangnya data, ketersediaan terapi dan potensi
bahaya seperti kecanduan.
Sebelumnya, satu studi menemukan bahwa 80 persen pengguna ganja medis
di klinik pengobatan sendi di AS menggunakan ganja untuk mengobati
nyeri myofascial, nyeri yang memengaruhi otot dan jaringan.
Begitu pula di Kanada, sekitar 65 persen mengatakan tenaga medis
menggunakan ganja sebagai obat untuk arthritis parah.
Hal inilah yang membuat pro dan kontra antara para ahli Arthritis dan
pasien. Seorang rheumatologist (dokter ahli rematik) di Washington, DC,
Amerika Serikat Mahsa Tehrani, MD, pun menegaskan bahwa ia tidak
merekomendasikan ganja untuk pengobatan karena kurangnya bukti dan
risiko efek samping yang bisa mengganggu mental dan jantung.
"Mengingat efek sampingnya bisa memengaruhi kejiwaan serta masalah
jantung, rekomendasi konsumsi ganja untuk pasien masih dipertanyakan,"
kata Dr Tehrani.
Hal yang sama juga kembali disampaikan oleh Dr Fitzcharles. Ia
menggarisbawahi risiko terkait dengan ganja medis termasuk kecanduan,
gangguan pernapasan, masalah memori dan gangguan fungsi kognitif dan
psikomotor (masalah otot atau gerakan yang berhubungan dengan keadaan
emosi Anda). Para peneliti juga menyoroti kurangnya data jangka pendek
dan panjang yang mendukung penggunaan ganja medis antara pasien dengan
kondisi rematik.
(Abd)
No comments:
Post a Comment