![]() |
Budidaya Melon |
Kabupaten Jepara yang berada di sisi barat pegunungan Muria ini memiliki wilayah dengan ketinggian antara 0 - 1.300 meter di atas permukaan laut. Dengan tipe topografi yang beragam ini, sangat memungkinkan untuk dilakukan pembudidayaan pertanian secara luas.
Sampai saat ini para petani di Jepara masih mengandalkan pertanian dengan komoditas padi, kacang tanah dan ketela pohon. Sedangkan untuk komoditas hortikultura lainnya masih sangat terbatas. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar sayur dan buah di Jepara masih harus mengandalkan pasokan dari luar daerah.
Pemerintah daerah sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pertanian di Jepara. Mulai dari pembinaan petani melalui kelompok tani yang ada, maupun pemberian bantuan bibit unggul untuk dibudidayakan oleh petani.
Selain itu, pemerintah daerah juga telah mendirikan Sanggar Iptek Masyarakat sejak tiga tahun lalu. Pada saat pendiriannya Sanggar Iptek Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui terapan teknologi pertanian dan teknologi pengolahan yang ada. Dengan keberadaan Sanggar Iptek Masyarakat ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk belajar masyarakat serta menjadi laboratorium hidup di kabupaten Jepara.
Sejak kemunculannya, Sanggar Iptek Masyarakat telah melakukan banyak penelitian di bidang pertanian. Mulai dari budidaya beberapa jenis komoditas pertanian, sampai pembuatan beragam pupuk organik. Dalam melakukan penelitian dan uji coba ini, Sanggar Iptek bekerjasama dengan banyak lembaga penelitian, seperti Kementerian Ristek, Kementerian Pertanian, BATAN, serta lembaga-lembaga penelitian dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Sanggar Iptek Masyarakat kini juga telah memiliki berbagai alat pengolahan di bidang pertanian. Diantaranya adalah alat-alat untuk pengolahan pertanian dan alat pemotong rumput pengolah pakan ternak.
Pembuatan pupuk organik yang lazim dilakukan dari kotoran ternak ataupun dari sampah organik, di Sanggar Iptek telah melakukan serangkaian percobaan pembuatan pupuk organik berbahan darah. Darah yang digunakan sebagia bahan pembuatan pupuk organik ini didapatkan dari beberapa rumah pemotongan hewan di sekitar Jepara.
Hasilnya dari pembuatan pupuk organik berbahan darah ini, terbukti dapat menambah kesuburan tanah dan menjadikan batang tanaman lebih keras. Hal ini karena di dalam darah mengandung banyak unsur zat besi. Meski demikian, dari pihak pengelola Sanggar Iptek masih akan terus melakukan penelitian guna mengetahui ambang batas kelayakan zat besi pada berbagai jenis tanaman konsumsi seperti sayur dan buah-buahan.
Uji coba budidaya yang telah nyata hasilnya adalah pada komoditas kacang tanah yang telah menjadi salah satu kluster pada produk pertanian di Jepara. Kemampuan produksi kacang tanah di Jepara pada awalnya hanya 1,2 ton per ha. Namun melalui serangkaian penelitian dan uji coba pada Sanggar Iptek Masyarakat, kini kemampuan produksi kacang tanah bisa mencapai lebih dari 5 ton per ha.
Sanggar Iptek Masyarakat yang dikelola di bawah UPT. Litbang Bappeda Jepara sampai sekarang juga masih melakukan penelitian dan serangkaian uji coba untuk penanaman berbagai jenis sayuran. Hasil uji coba ini nantinya diharapkan dapat diterapkan dan dibudidayakan di berbagai wilayah pertanian yang ada di Jepara, sesuai dengan kecocokan lahannya.
Di antara sayuran yang diuji cobakan adalah cabai, kangkung, terong, sawi, brokoli, bawang merah, daun bawang dan masih banyak lainnya. Untuk jenis buah-buahan, Sanggar Iptek pernah melakukan uji coba untuk jenis melon dan semangka. Komoditas sayur dan buah-buahan tersebut adalah masuk dalam kebutuhan sehari-hari di setiap rumah tangga. Dan sampai saat ini Jepara masih mengandalkan pasokan dari luar daerah seperti Bandungan, Kopeng dan sekitarnya.
Hasil dari uji coba penanaman berbagai jenis sayuran tersebut ternyata dapat tumbuh di wilayah Jepara. Tentunya dengan metode dan teknologi budidaya yang tepat. Dengan demikian upaya untuk melakukan budidaya berbagai jenis sayuran tersebut di Jepara semakin besar peluangnya.
Dari apa yang dilakukan di Sanggar Iptek Masyarakat tersebut, diharapkan akan semakin banyak warga yang datang ke Sanggar Iptek untuk belajar dan mengembangkan teknologi-teknologi pertanian pada lahan mereka. Sehingga ke depan akan memunculkan kluster-kluster baru di bidang pertanian di wilayah kabupaten jepara. Dan harapan untuk mencapai swasembada di rumah sendiri tidak hanya menjadi angan-angan belaka. Dan semuanya berawal dari sebuah embrio kecil yang bernama Sanggar Iptek Masyarakat.
No comments:
Post a Comment